selayar - Tuntutlah ilmu sampai
ke negeri Cina. Pepatah ini, mungkin
tepat untuk menggambarkan, betapa, ilmu dan pengalaman, sangatlah mahal nilainya. Bahkan, tak kan pernah dapat ternilai oleh rupiah.
Bertolak dari pepatah
tersebut, belum lama ini, pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar,
Sulawesi-Selatan, kembali menggelontorkan anggaran senilai delapan ratus juta
rupiah untuk membiayai kegiatan studi banding delapan puluh orang kepala desa
dan delapan puluh orang anggota badan permusyawaratan Desa (BPD, red) ke
Bandung.
Di dua wilayah desa
pemekaran yang dalam beberapa waktu ke depan akan melakukan proses pemilihan
kepala desa inilah, peserta studi banding berjumlah seratus enam puluh orang
dari Kabupaten Kepulauan Selayar, banyak menempa ilmu dan pengalaman tentang
mekanisme penyelenggaraan pemilihan kepala desa, sistem pengelolaan keuangan
desa, dan pengelolaan unit badan usaha desa.
Kepala Badan
Pemerintahan Desa dan Kelurahan Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. Achmad Alief
Yanto kepada wartawan di ruang kerjanya, hari, Selasa, (09/10) siang mengungkapkan,
“studi banding kepala desa dan BPD sengaja dipusatkan di Kabupaten Bandung, atas pertimbangan keberhasilan dua desa di
wilayah setempat di dalam melakukan proses pengelolaan managemen keuangan desa
dan pengelolaan unit badan usaha desa”.
Ada sebuah hal menarik
yang dapat dipetik oleh para kepala desa dan BPD, peserta studi banding dari
Selayar. Terkhusus, dari sisi penggajian kades melalui ADD desa yang besaran
nilainya, hanya berkisar dua ratus ribu rupiah.
Selebihnya, gaji dan
tunjangan tripides ditarik dari pungutan PAD yang sudah puluhan tahun dirintis oleh
aparat pemdes di Kabupaten Bandung. Berbeda dengan Kabupaten Kepulauan
Selayar. Dimana, para kepala desa, masih
bisa mendapatkan gaji melalui ADD desa, sebesar delapan ratus ribu rupiah.
Dua diantara badan
usaha desa yang selama ini, berhasil dirintis dan telah cukup banyak
berkontribusi di dalam penyetoran ADD desa di Kabupaten Bandung yakni, pengelolan
usaha pendistribusian air minum isi ulang dan pengelolaan gedung balai
pertemuan desa secara komersil yang diperuntukkan untuk berbagai bentuk
kegiatan kemasyarakatan, seperti : hajatan pesta perkawinan, dan acara-acara
kemasyarakatan lain yang penyelenggaraannya terpusat di Kabupaten Bandung.
Mantan Camat Bontomanai
ini mengakui, komersialisasi gedung
pertemuan desa di Kabupaten Bandung memang tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan. Pasalnya, komersialisasi gedung tersebut turut didukung oleh
ketersediaan fasilitas memadai, semisal
: electone, kursi, pelaminan, sampai kepada kebutuhan piring, dan gelas, jelas
Alief Yanto.
Satu hal
penting yang perlu digaris bawahi, bahwa penyertaan modal pemdes melalui
lembaga badan usaha desa memang cukup memegang peranan penting. Hingga dalam
sebulannya, kepala desa, rata-rata bisa memperoleh besaran gaji dan tunjangan
tripides yang bervariasi dari pos penarikan PAD.
Semakin tinggi
perolehan PAD, semakin tinggi pula gaji dan tunjangan tripides seorang kepala
desa.
Rangkaian prestasi
serupa, pernah diukir oleh salah satu Badan Usaha Desa di Kota Yogyakarta yang
telah berhasil mengelolah dan menumbuh kembangkan usaha travel dan biro
perjalanan melalui penyertaan modal pemdes.
Sebagai bentuk
kesimpulan dari hasil studi banding,
kepala desa dari Kabupaten
Kepulauan Selayar, diharapkan, sudah banyak memperoleh catatan dan tidak hanya menganga, setelah mendengarkan
paparan para kepala desa di Kabupaten Bandung.
Lebih jauh, para kepala
desa, diharapkan tidak lagi setiap tahun berteriak untuk menuntut kenaikan gaji
melalui pos anggaran add desa. Tentunya, setelah badan usaha desa dapat
diberdayakan di Kabupaten Kepulauan Selayar, sebagai bentuk aplikasi dari penyelenggaraan
kegiatan studi banding, kuncinya.
Ditempat terpisah,
Kepala Desa Sambali, Basra mengungkapkan, usai mengikuti studi banding selama
kurun waktu dua hari, para peserta studi banding, langsung menuju Bogor dengan menumpangi bus
pariwisata Kabupaten Bandung, tempat transitnya para kepala desa dan BPD,
sebelum terbang, menuju Jakarta dan mengikuti pertemuan dengan Anggota DPR RI
dari Fraksi Partai Golkar, Emil Abeng yang berlangsung di Restoran Minang,
Jakarta Pusat yang turut dihadiri Bupati Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir
Wahab, MM serta warga masyarakat Selayar yang berdomisili di Jakarta.
Setelah mengikuti
pertemuan dengan Emil Abeng yang dimulai dari pukul 19.00 sampai pukul 23.00
WIB. Ke esokan harinya, peserta studi banding sempat menapakkan kaki di Istana negara Jakarta.
Setibanya di istana
kepresidenan, rombongan peserta studi banding diterima langsung pasukan
pengamanan presiden (paspamres) mengingat, kedatangan rombongan yang bertepatan
dengan hari libur, ujarnya kepada wartawan hari Selasa, (09/10) malam. (fadly syarif).
[+/-] Selengkapnya...
[+/-] Ringkasan...