1. 2.

12 Oktober 2012

Seratus Enam Puluh Orang Kades & BPD Menuntut Ilmu Ke Bandung

selayar - Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Pepatah  ini, mungkin tepat untuk menggambarkan, betapa, ilmu dan pengalaman,  sangatlah mahal nilainya. Bahkan,  tak kan pernah dapat ternilai oleh rupiah.
Bertolak dari pepatah tersebut, belum lama ini, pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, kembali menggelontorkan anggaran senilai delapan ratus juta rupiah untuk membiayai kegiatan studi banding delapan puluh orang kepala desa dan delapan puluh orang anggota badan permusyawaratan Desa (BPD, red) ke Bandung.
Di dua wilayah desa pemekaran yang dalam beberapa waktu ke depan akan melakukan proses pemilihan kepala desa inilah, peserta studi banding berjumlah seratus enam puluh orang dari Kabupaten Kepulauan Selayar, banyak menempa ilmu dan pengalaman tentang mekanisme penyelenggaraan pemilihan kepala desa, sistem pengelolaan keuangan desa, dan pengelolaan unit badan usaha desa.
Kepala Badan Pemerintahan Desa dan Kelurahan Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. Achmad Alief Yanto kepada wartawan di ruang kerjanya, hari, Selasa, (09/10) siang mengungkapkan, “studi banding kepala desa dan BPD sengaja dipusatkan di Kabupaten Bandung,  atas pertimbangan keberhasilan dua desa di wilayah setempat di dalam melakukan proses pengelolaan managemen keuangan desa dan pengelolaan unit badan usaha desa”.
Ada sebuah hal menarik yang dapat dipetik oleh para kepala desa dan BPD, peserta studi banding dari Selayar. Terkhusus, dari sisi penggajian kades melalui ADD desa yang besaran nilainya, hanya berkisar dua ratus ribu rupiah.
Selebihnya, gaji dan tunjangan tripides ditarik dari pungutan PAD yang sudah puluhan tahun dirintis oleh aparat pemdes di Kabupaten Bandung. Berbeda dengan Kabupaten Kepulauan Selayar.  Dimana, para kepala desa, masih bisa mendapatkan gaji melalui ADD desa, sebesar delapan ratus ribu rupiah.
Dua diantara badan usaha desa yang selama ini, berhasil dirintis dan telah cukup banyak berkontribusi di dalam penyetoran ADD desa di Kabupaten Bandung yakni, pengelolan usaha pendistribusian air minum isi ulang dan pengelolaan gedung balai pertemuan desa secara komersil yang diperuntukkan untuk berbagai bentuk kegiatan kemasyarakatan, seperti : hajatan pesta perkawinan, dan acara-acara kemasyarakatan lain yang penyelenggaraannya terpusat di Kabupaten Bandung.
Mantan Camat Bontomanai ini mengakui,  komersialisasi gedung pertemuan desa di Kabupaten Bandung memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, komersialisasi gedung tersebut turut didukung oleh ketersediaan  fasilitas memadai, semisal : electone, kursi, pelaminan, sampai kepada kebutuhan piring, dan gelas, jelas Alief Yanto.
 Satu hal  penting yang perlu digaris bawahi, bahwa penyertaan modal pemdes melalui lembaga badan usaha desa memang cukup memegang peranan penting. Hingga dalam sebulannya, kepala desa, rata-rata bisa memperoleh besaran gaji dan tunjangan tripides yang bervariasi dari pos penarikan PAD.
Semakin tinggi perolehan PAD, semakin tinggi pula gaji dan tunjangan tripides seorang kepala desa.
Rangkaian prestasi serupa, pernah diukir oleh salah satu Badan Usaha Desa di Kota Yogyakarta yang telah berhasil mengelolah dan menumbuh kembangkan usaha travel dan biro perjalanan melalui penyertaan modal pemdes.
Sebagai bentuk kesimpulan dari hasil studi banding,  kepala desa dari  Kabupaten Kepulauan Selayar, diharapkan, sudah banyak memperoleh catatan dan  tidak hanya menganga, setelah mendengarkan paparan para kepala desa di Kabupaten Bandung.
Lebih jauh, para kepala desa, diharapkan tidak lagi setiap tahun berteriak untuk menuntut kenaikan gaji melalui pos anggaran add desa. Tentunya, setelah badan usaha desa dapat diberdayakan di Kabupaten Kepulauan Selayar, sebagai bentuk aplikasi dari penyelenggaraan kegiatan studi banding, kuncinya.
Ditempat terpisah, Kepala Desa Sambali, Basra mengungkapkan, usai mengikuti studi banding selama kurun waktu dua hari, para peserta studi banding, langsung   menuju Bogor dengan menumpangi bus pariwisata Kabupaten Bandung, tempat transitnya para kepala desa dan BPD, sebelum terbang, menuju Jakarta dan mengikuti pertemuan dengan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Emil Abeng yang berlangsung di Restoran Minang, Jakarta Pusat yang turut dihadiri Bupati Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM serta warga masyarakat Selayar yang berdomisili di Jakarta.
Setelah mengikuti pertemuan dengan Emil Abeng yang dimulai dari pukul 19.00 sampai pukul 23.00 WIB. Ke esokan harinya, peserta studi banding sempat menapakkan kaki di Istana  negara Jakarta.
Setibanya di istana kepresidenan, rombongan peserta studi banding diterima langsung pasukan pengamanan presiden (paspamres) mengingat, kedatangan rombongan yang bertepatan dengan hari libur, ujarnya kepada wartawan hari Selasa, (09/10) malam.      (fadly syarif).   

Staff Redaksi

Hendrik S (Polda Metro Jaya) (Jaksel) Robin S (Jaktim) Ramdani BE (Jakpus) (Jakut) Biro Bekasi :Sepmi R (Kabiro) , Joni Sitanggang, Binton Juntak, Mustofa, Ringan Simbolon, Haerudin, Herman Sitanggang, Mulayadi TH, Togar S, Banjarnahor, Syafi'i M, Biro Kab.Bogor :(Kabiro) Depok : Radot S, (Kabiro), Karawang : Ade Junaidi (Kabiro), Rihas Purnama YM, Edi Askam, Mustamir, Otong, Wawan, Junaedi, Sopyan Junior, Mumuh MuhamadMursid. Perwkln Jabar: Idris C.Pasaribu (Ka Prwkl), Ungkap M, Deni Ridwan, Parasman. Biro Cimahi : Martunas S. Prwkln Lampung : (Ka.Prwkln) Kab Tanggamus : (Ka.Prwkl), Biro Tanjabbar :Hasbullah, Biro Kab/Kota Siantar : Buhardo Siahaan.Sulselbar : Fadly Syarif