Tudingan ini, cukup beralasan karena akan menyebabkan bangunan proyek tersebut dinilai ”Rawan penyimpangan”, Salah satunya dalam pekerjaan tersebut diduga tidak mengacu petunjuk pelaksanaan (Juklak) maupun Petunjuk Teknis (Juknis), sebut saja, item pekerjaan pembuatan tanggul penahan tidak memakai besi maupun pondasi tidak digali terlebih dahulu, tapi melainkan hanya dicor mengunakan papan mall,“Kita meragukan kwalitas dinding penahan tanggul(Talud) proyek jembatan yang sudah dibuat ini, karena dikhawatirkan tidak akan bertahan lama,”ujar AR (40) salah seorang warga setempat.
Selain itu, lokasi proyek ini berada diatas tanah rawa dan menjadi langganan banjir pada setiap tahunnya, sehingga kondisi ini akan menyebabkan tanggul penahan ini cepat mengalami roboh, kalau tidak segera diantisipasi,
“Semestinya proyek ini memakai pondasi kedalaman minimal 1 meter, sehingga kuat menahan terjangan air dan abrasi air pada saat banjir, Apalagi nantinya talud akan ditimbun dengan tanah sehingga diperlukan dinding penahan yang kokoh,”jelasnya.
Dia juga menjelaskan, saat pelaksanaan proyek ini dikerjakan kurang adanya pengawasan pihak yang terkait, “Bukan itu saja masalah adukan semen pun kwalitasnya diragukan dan terkesan “Asal-asalan”
Sementara itu lain halnya menurut AL (45) juga setempat, sepertinya masyarakat Kelurahan Marga Bakti harus rela menggunakan jembata darurat terlebih dahulu karena pembangunan jembatan belum juga rampung pada tahun anggaran 2011 lalu padahal jembatan ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat setempat”tandasnya.
Sedangkan Kepada dinas Pekerjaan Umum (PU) kota Lubuklinggau Ir. H. Hartono Djunaidi saat dimintai tanggapannya seputar kegiatan ini sedang tidak ada ditempat. (Hasbullah)