JAMBI - Hendri Sastra, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Tanjab Barat menginap di Hotel Bintang Tujuh Polda Jambi. Dalam kasus dugaan menggelapkan uang sebesar Rp. 3,8 milyar.
Dengan laporan pengaduan tiga rekanan Robet Butar-butar Acuang Garam dan Bujang ke Polda Jambi, membuat Hendri merasakan dinginnya lantai tanpa kasur Polda Jambi.
Hendri membantah telah menggelapkan uang sebesar Rp. 3,8 milyar yang dilaporkan tiga rekanan ke Polda Jambi. Ini pencemaran nama baik saya, kata Hendri. Hal ini akan saya lapor balik ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan ke Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jakarta. Akahkah misteri Tanjab Barat terbongkar ?
Hendri mengajukan permohonan penangguhan penahanan atas dirinya ke Polda Jambi melalui Penasehat Hukum, M. Antonius Hartono. Penangguhan penahanan Hendri dikabulkan Polda Jambi dengan syarat wajib lapor.
Hendri mengatakan dirinya sudah dizolimi tiga rekanan yang melaporkan dirinya ke Polda Jambi, akibat laporan tiga rekanan itu saya sempat ditahan di Polda Jambi dengan tuduhan kasus menggelapkan uang sebesar Rp. 3,8 milyar.
Hal ini sudah mengada-ngada, jelas saya bantah. Kasus ini saya lapor balik ke Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dan ke Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jakarta, agar tiga rekanan Robet Butar-butar Acuang Garam dan Bujang menjadi tersangka. Hendri mengatakan saya siap menghadapi resiko walaupun nantinya saya dituduh menjadi tersangka.
Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah mengatakan kasus Hendri Sastra tetap dalam proses dalam pengusutan penyidik Polda Jambi walaupun yang bersangkutan mengajukan penangguhan penahanan, namun dikenakan wajib lapor. Hendri didampingi Penasehat Hukum M. Antonius Hartono dengan membawa buntalan berkas menuju bandara tujuan Jakarta. (NST).
