SULSELBAR - Siapa yang tak mengenal penamaan Puntondo “sebuah lokasi konservasi hutan mangrove yang berada di jalur kawasan wisata Tope Jawa, Kabupaten Takalar. Menuju ke lokasi ini pengunjung dapat menikmati indahnya pemandangan pepohonan menghijau di sepanjang pesisir pantai”.
Saking eloknya, proyek pembangunan turap pemecah ombak berkesan mubassir yang terbuat dari bahan karung plastik berisi pasir lokal di sepanjang bibir pantai Lamankia, Desa Tope Jawa, Kecamatan Mangarombombang pun seakan ikut terbungkus rapi diantara deretan pepohonan menghijau di sepanjang wilayah itu.
Proyek mubassir yang diperkirakan telah menelan anggaran senilai 3 Milyar Rupiah tersebut terbongkar dari kegiatan investagi lapangan yang di lakukan wartawan Perintis Nusantara belum lama ini.
Kegiatan investigasi ini sendiri sengaja digelar, setelah sebelumnya wartawan Perintis Nusantara mencium adanya gelagat yang kurang beres pada pelaksanaan pembangunan turap pemecah ombak berbahan
Kesan mubassir ini kian diperkuat oleh hasil penelusuran wartawan Perintis Nusantara yang dibuat terperanjak oleh tumpukan tanggul karung plastik sobek, berisi pasir lokal yang tampak mulai berceceran. Akibatnya, badai gelombang pasang dari arah laut lepas langsung menghantam ke arah bibir pantai lantaran karungnya yang mulai hanyut terbawah arus gelombang laut.
Selain itu, sejumlah pihak juga sangat menyayangkan pelaksanaan kegiatan proyek pembangunan tanggul, yang berjalan asal-asalan dan terkesan merusak kawasan bibir pantai, akibat proses penggalian pasir menggunakan alat berat jenis eskavator sehingga berdampak menyisakan lubang menganga dan tumbangnya pepohonan di sepanjang pesisir pantai.
Sungguh pun demikian, Ketua LSM Maplih Kabupaten Takalar, Muhammad Faisal, DM yang ditemui wartawan Perintis Nusantara mengungkapkan “pada dasarnya, tujuan pelaksanaan proyek pembangunan turap pemecah ombak di pesisir pantai Lamankia, Kecamatan Mangarabombang dan pesisir pantai Paria Lau, Kecamatan Mappasunggu sudah tepat. Akan tetapi pihaknya tetap menyayangkan pelaksanaan proyek ini yang terkesan sangat mubassir.
Dalam kaitan itu, pihaknya meminta keseriusan aparat penyidik kepolisian dan jajaran Kejaksaan Negeri Kabupaten Takalar untuk dapat turun tangan langsung ke lokasi guna mengusut tuntas dugaan penyimpangan yang dilakukan pihak pelaksana proyek di lapangan.
Hal ini dimaksudkan guna meminimalisir pengucuran anggaran proyek-proyek mubassir yang terjadi di Kabupaten Takalar pada tahun-tahun anggaran yang akan datang.(fadly syarif)