1. 2.

10 Agustus 2010

Bupati Panen Perdana Cabe Ponpes Attarbiyah Karawang


Bupati Karawang, Drs. H. Dadang S. Muchtar melakukan panen perdana tanaman cabe

KARAWANG - Bupati Karawang, Drs. H. Dadang S. Muchtar melakukan panen perdana tanaman cabe yang dikelola oleh Pondok Pesantren Attarbiyah di Desa Ciwulan, Kecamatan Telagasari, Rabu (4/8). Tanaman cabe tersebut merupakan hasil budidaya para santri dan masyarakat di sekitar pondok pesantren. Hal ini merupakan tindak lanjut dari program pengembangan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang.

Budidaya cabe di Pondok Pesantren Attarbiyah tersebut telah berlangsung sejak tahun 2009, dimana pondok pesantren tersebut menerima bantuan dari Departemen Pertanian sebesar Rp. 70 juta. Budidaya cabe tersebut dilakukan diatas tanah seluas 8.000 are, dengan menggunakan varietas bibit cabe Gada 1.

Dalam pelaksanaannya, budidaya cabe tersebut dilakukan oleh para santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren. Mereka dibina melalui lembaga LM3 Attarbiyah serta seorang pakar cabe nasional yang berasal dari Desa Ciwulan sendiri, yaitu Asep Harpenas. Asep Harpenas sendiri sebelumnya pernah mendapat penghargaan dari Presiden RI atas kiprahnya dalam budidaya cabe.

Bupati Dadang S. Muchtar dalam kesempatan tersebut mengatakan, kegiatan budidaya cabe ini merupakan salah satu bentuk program ekonomi kerakyatan yang akan terus dikembangkan oleh Pemerintah Daerah. Program-program ekonomi kerakyatan sendiri saat ini masih menjadi salah satu PR bagi Pemerintah Daerah, khususnya adalah dalam upaya merubah pola piker masyarakat Karawang untuk mau berusaha.

Lebih lanjut Bupati menilai, masyarakat Karawang saat ini belum mampu memanfaatkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya dan di sekitarnya. Salah satunya adalah terkait pola tanam, dimana usai panen musim gadu, banyak masyarakat Karawang yang malah berdiam diri sambil menunggu musim tanam berikutnya. “Padahal bila menggunakan pola tanam padi-padi-palawija, jeda waktu tersebut dapat dimanfaatkan, misalnya dengan menanam cabe,” ujarnya.

Bupati melanjutkan, hanya sebagian masyarakat yang mau memanfaatkan potensi-potensi yang ada. Di Cilamaya misalnya, jeda waktu tersebut dimanfaatkan dengan menanam kembang kol, yang ternyata bisa menghasilkan keuntungan yang lumayan. Dengan modal sebesar Rp. 33 juta untuk 1 hektar, dapat menjual kembang kol hingga Rp. 100 juta lebih, dengan harga kembang kol mencapai Rp. 5.000 per kilogram.

Bupati menambahkan, pola - pola ekonomi kerakyatan seperti ini tentunya harus terus dikembangkan. Pemerintah Kabupaten Karawang sendiri akan berusaha membantu melalui program – program bantuan ekonomi kerakyatan yang ada. “Masyarakat Karawang harus dapat memanfaatkan dan mengembangkan potensi-potensi yang ada, sehingga Karawang kedepan akan menjadi lebih baik,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Budidaya Cabe Ponpes Attarbiyah, H. Uyan Ruhiyat menjelaskan, kondisi tanaman cabe tidak mencapai 100 persen, karena kondisi tanah dan cuaca yang sangat ekstrem. “Dari 12.000 benih yang ditanam, yang dapat bertahan dalam kondisi stabil mencapai 80 persen,”ujarnya seraya menyebutkan bahwa ponpes tersebut dicanangkan sebagai Ponpes Agribisnis di Karawang.(A.Jun/Mustamir)

Staff Redaksi

Hendrik S (Polda Metro Jaya) (Jaksel) Robin S (Jaktim) Ramdani BE (Jakpus) (Jakut) Biro Bekasi :Sepmi R (Kabiro) , Joni Sitanggang, Binton Juntak, Mustofa, Ringan Simbolon, Haerudin, Herman Sitanggang, Mulayadi TH, Togar S, Banjarnahor, Syafi'i M, Biro Kab.Bogor :(Kabiro) Depok : Radot S, (Kabiro), Karawang : Ade Junaidi (Kabiro), Rihas Purnama YM, Edi Askam, Mustamir, Otong, Wawan, Junaedi, Sopyan Junior, Mumuh MuhamadMursid. Perwkln Jabar: Idris C.Pasaribu (Ka Prwkl), Ungkap M, Deni Ridwan, Parasman. Biro Cimahi : Martunas S. Prwkln Lampung : (Ka.Prwkln) Kab Tanggamus : (Ka.Prwkl), Biro Tanjabbar :Hasbullah, Biro Kab/Kota Siantar : Buhardo Siahaan.Sulselbar : Fadly Syarif