KARAWANG - Tujuh orang anggota Tim Pengawas Penanggulangan Bencana Alam Jawa Barat (PPBAJ) Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Sebelum meninjau lokasi banjir di Kelurahan Tanjungpura dan Tanjungmekar Kecamatan Karawang Barat, rombongan tersebut melakukan dialog bersama jajaran Pemerintah Daerah, terkait penyebab bencana banjir, kondisi bencana banjir terkini, serta proses penanganan dan penanggulangan bencana banjir yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang.
Selain itu, rombongan pun turut menyerahkan bantuan berupa 1 ton beras, 200 dus mie instant, dan 300 dus air mineral senilai Rp. 20 juta. Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan oleh Ajeng Ratna Suminar kepada Wakil Bupati Eli Amalia, dan kemudian diserahkan kembali kepada perwakilan masyarakat yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Ajeng Ratna Suminar, yang merupakan anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat tersebut mengatakan, kedatangan rombongan tersebut adalah untuk mengawasi apakah sudah ada dana bantuan dari pemerintah pusat, BNPB, Kementrian Sosial, dan Kementrian Koordinator Kesejahteraan rakyat yang sudah turun, apakah bantuan tersebut telah sampai serta kondisi pengungsi di tempat pengungsian, dan lain-lain. “Hal ini dalam rangka mencai solusi bersama-sama dalam penanganan pasca bencana banjir,” ujarnya.
Terkait penanganan pasca banjir, Ajeng berharap Pemerintah Kabupaten Karawang benar-benar memperhatikan proses penanganan pasca banjir, khususnya dalam menginventarisir kerusakan infrastruktur maupun rumah-rumah masyarakat, dan secepatnya mengajukan data-data tersebut. “Karena dalam penanganan pasca banjir, Pemerintah Daerah yang akan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat,” jelasnya.
Ajeng juga mengharapkan Pemerintah Kabupaten Karawang untuk segera membentuk Badan Daerah Penanggulangan Bencana, dan membentuk lembaga-lembaga serupa di tingkat kecamatan, desa/kelurahan, hingga RT dan RW. “Dengan demikian, Tanggap Darurat saat terjadi bencana dapat cepat dilaksanakan di tingkat terbawah,” tambahnya.
Di sisi lain, Wakil Bupati Hj. Eli Amalia Priatna dalam kesempatan tersebut mengatakan, banjir disebabkan curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Bandung dan Purwakarta, yang menyebabkan meluapnya air di Bendungan Jatiluhur hingga mencapai 108,49 M Diatas Permukaan Laut (DPL). “Ini telah melebihi ambang batas normal yaitu 107 M DPL,” tuturnya.
Wakil Bupati melanjutkan, nilai kerusakan dan kerugian terhadap asset pemerintah, industri, maupun masyarakat saat ini masih belum bisa diprediksi. Per tanggal 27 Maret 2010, banjir tersebut telah menyebabkan tergenangnya 811 hektar sawah, 31.834 rumah yang dihuni oleh 103.366 jiwa atau 30.142 KK yang tersebar di 10 Kecamatan. “Namun sejak tanggal 29 Maret 2010, genangan air telah mulai surut dan hanya merendam 287 hektar sawah, 5.125 unit rumah yang dihuni 29.526 jiwa atau 6.584 KK,” jelasnya.
Wakil Bupati juga menambahkan, dalam menanggulangi bencana, Pemerintah Kabupaten Karawang telah berupaya seoptimal mungkin, dengan menyiapkan cadangan dana sebesar Rp. 800 juta, ditambah bantuan dari Menteri Sosial Rp. 200 juta, BNPB Rp. 200 juta, dan Menko Kesra Rp. 500 juta, sehingga total dana yang tersedia mencapai Rp. 1,7 milyar. “Jumlah tersebut tidak termasuk bantuan obat-obatan, tenda, selimut, dan dapur umum,” tambahnya.(A.Jun/Mustamir)