Para WBS tersebut terdiri dari 56 Kepala Keluarga (KK) atau sejumlah 112 orang, 49 orang anak dan 93 orang Binaan Laki laki (BL) dan Binaan Perempuan (BP) dewasa yang berstatus belum berkeluarga telah menjalani pembinaan selama 6 bulan di PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi.
Menurut penjelasan Kepala PSBK “Pangudi Luhur” Sebak Singkali Departemen Sosial RI melalui PSBK “Pangudi Luhur”Bekasi, memberikan pelayanan dan rehabilitasi kepada para WBS selama 6 bulan.
Menurut Sebak Singkali, dalam sambutanya yang dibacakan dalam acara pelepasan atau penutupan angkatan I Tahun 2009, selama dalam pembinaan para WBS diberikan fasilitas yang memadai, natura secukupnya, pelayanan kesehatan serta kegiatan dari para Pembimbing/Pekerja Sosial (Peksos).
Kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dalam pembinaan para WBS yang berlatar belakang gelandangan, pemulung, anak jalanan dan pengemis tersebut berupa bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi potensi yang dimiliki para WBS tersebut.
Dengan demikian para warga binaan diharapkan dapat menghidupi diri sendiri dan keluarganya baik melalui usaha perorangan, baik usaha bersama atau kelompok maupun pekerjaan pada sektor yang lain,Ungkap Sebak.
Sebanyak 84 orang dari 254 orang WBS Angkatan I Tahun 2009 ini akan diberangkatkan ke Kalimantan untuk bekerja sebagai tenaga kerja di Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Kebun Kelapa Sawit Kumai, Kalimantan Selatan. Sedangkan para warga binaan lainnya akan memulai usaha masing masing sesuai keterampilan yang didapatkan selama di PSBK “Pangudi Luhur “ Bekasi. Diantaranya ada yang akan membuka bengkel, usaha makanan olahan,seperti membuat tempe dan tahu serta makanan lainya seperti kueh dan lain lain.
Dalam kesempatan tersebut, Departemen Sosial RI melalui PSBK “Pangudi Luhur” memberikan peralatan sebagai modal awal untuk usaha seperti konfresor untuk usaha bengkel dan peralatan pembuatan pangan olahan .
Direktur Pelayanan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial (PRSTS) Ditjen yanrehsos Depsos RI Tunggul Sianipar kepada para warga binaan sosial menghimbau agar mampu menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat, mampu mebuka usaha supaya bisa hidup mandiri untuk melangsungkan kehidupan sehari-hari, bukan lagi menjadi ketergantungan kepada orang lain. Dia berharap bekal yang didapat oleh para WBS selama 6 bulan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kearah yang lebih baik
Dan kepada Kepala Panti dan kepada pada seluruh peksos Tunggul meminta supaya lebih memperhatikan potensi-potensi yang ada pada diri para warga binaan, seperti 84 orang WBS yang diberangkatkan ke Kalimantan untuk bekerja diperkebunan Kelapa Sawit, harus benar-benar di didik agar mereka dapat memahami bagaimana cara yang baik untuk bercocok tanam. Tunggul mengaharapkan kedepan untuk pembinaan dalam bidang pertanian harus melibatkan Dinas Perkebunan Tanaman Keras sehingga dengan demikian para warga binaan sosial dapat memperoleh ilmu yang lebih baik.
Acara pelepasan berjalan baik dan kelihatan akrab para WBS terlihat ceria dan penuh haru, terlihat hadir beberapa pejabat dari Kota/Kabupaten Bekasi seperti Dinas Sosial Kota Bekasi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota/Kabupaten Bekasi, Polres Metro Kota Bekasi, Kecamatan, Kelurahan Puskesmas dan pemilik tempat magang beberapa WBS PSBK Pangudi Luhur serta Kepala Panti Sosial Tanmiat dan Budi Darma dan undangan lainnya.
Usai acara, Pipit Supartini salah seorang dari warga binaan mengaku telah mampu membuat berbagai macam kueh dan Sumiati juga WBS PSBK Pangudi Luhur Bekasi mengaku sudah mampu mengolah bahan dasar tahu dan tempe menjadi siap pangan. Mereka sangat berterimakasih kepada Pemerintah yang mau memperhatikan orang-orang jalanant dan para gelandangan.”Berkat bimbingan dari seluruh peksos yang ada di PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi kami boleh mepertahankan hidup dan kelak dapat mandiri” kata mereka. (Sepmi/Rg)